Dalam percakapan sehari-hari kita sering mendengar seorang ibu yang mengatakan
bahwa anaknya sedang belajar berjalan atau sedang belajar berbicara. Atau
seorang ibu yang kecewa karena walaupun anaknya sudah belajar semalaman tetapi
hasil evaluasinya kurang memuaskan. Apakah kegiatan yang dilakukan anak-anak
tersebut merupakan kegiatan belajar ?
Apabila anda melihat seorang siswa sedang asyik membaca buku di perpustakaan
atau sekelompok siswa sedang mengerjakan tugas kelompok, atau seorang siswa
sedang memperhatikan penjelasan guru dengan serius, apakan anda beranggapan
bahwa mereka sedang belajar ? Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut bisa ia
bisa juga tidak.
Untuk
dapat menyatakan bahwa seseorang melakukan belajar atau tidak, kita perlu
memahami tentang apa itu belajar dan apa ciri-ciri untuk menunjukkan bahwa
orang tersebut belajar.
Pengertian Belajar
Belajar sering diartikan sebagaipenambahan pengetahuan. pengertian ini masih
banyak dianut di sekolah. Guru yang menerapkan pengertian ini dal
pembelajarannya akan berusaha memberikan ilmu sebanyak-banyaknya kepada siswa.
bahwa seringkali belajar disamakan dengan menghafal, seperti ibu yang kecewa
karena nilai ujian anaknya yang kurang memuaskan padahal anaknya sudah belajar
semalaman.
Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Fontana. Menurut Fontana
(1981) belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gegne (1985) juga
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama
dan bukan berasal dari proses perubahan.
Learning is change in human
disposilition or capability that persists over a period of time and is not
simple ascribable to processes of growth (Gagne, 1985:hal 2). Pengertian
ini senada dengan pengertian belajar yang dikemukakan oleh Bower dan Hilgard
(1981) yaitu bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau perilaku
potensi individu senagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak
disebabkan oleh instink, ematangan,atau kelelahan dan kebiasaan.
Kita masih ingat bahwa “belajar” pernah dipandang sebagai proses penambahan
pengetahuan. Bahkan pandangan ini mungkin hingga sekarang masih berlaku bagi
sebagian orang di negeri ini. Akibatnya, “mengajar” pun dipandang sebagai
proses penyampaian pengetahuan atau keterampilan dari seorang guru kepada
siswanya.
Pandangan semacam itu tidak terlalu salah, akan tetapi masih sangat
parsial, terlalu sempit, dan menjadikan siswa sebagai individu-individu yang
pasif. Oleh sebab itu, pandangan tersebut perlu diletakkan pada perspektif yang
lebih wajar sehingga ruang lingkup substansi belajar tidak hanya mencakup
pengetahuan, tetapi juga keterampilan, nilai dan sikap.
Sebagai landasan pembahasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, berikut ini kami kemukakan beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli:
Sebagai landasan pembahasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, berikut ini kami kemukakan beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli:
a. Hilgard dan
Bower, dalam buku Theories of Learning (1975). “Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan
respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang ( misalnya
kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya ).”
b. Gagne, dalam
buku The conditions of Learning (1977). “ Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya ( performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi
itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
c. Witherington,dalam buku Educational
Psychology. “ Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yan menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
d. Menurut Skinner (1985) memberikan
definisi belajar adalah “Learning is a process of progressive behavior
adaption”. Yaitu bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku
yang bersifat progresif.
e. Menurut Mc. Beach (Lih Bugelski
1956) memberikan definisi mengenai belajar. “Learning is a change performance as
a result of practice”. Ini berarti bahwa – bahwa belajar membawa perubahan
dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan ( practice ).
f. Menurut
Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar “Learning can be
defined as any relatively permanent change in behavior which accurs as a result
of practice or experience.” Yaitu bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat
belajar karena latihan ( practice )atau karena pengalaman ( experience ).
g. Dalam bukunya Walker “Conditioning
and instrumental learning” (1967). Belajar adalah perubahan perbuatan sebagai
akibat dari pengalaman. Perubahan orang dapat memperoleh, baik kebiasaan –
kebiasaan yang buruk maupun kebiasaan yang baik.
h. C.T. Morgan dalam introduction to
psychology (1961). Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman yang lalu.
i. Sementara itu, Darsono (2000: 14) mengemukakan bahwa belajar diartikan
sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan yang lain, di antara individu dengan lingkungannya. Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi dalam proses belajar. Perubahan tingkah laku
seseorang terjadi akibat interaksi dengan orang lain. Proses belajar pada anak
sangat dipengaruhi dari pihak keluarga, pergaulan sekolah, dan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
j. Menurut Sujana (1988: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan.
k. “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan” (Ibrahim dan Syaodih, 1996 :3).
l. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Dari definsi-definisi yang dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya
beberapa elemen yang pentin yang merincikan pengertian tentang belajar, yaitu
bahwa :
a. Belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman : dalam
arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri seorang bayi.
c. Untuk dapat
disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir
daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lam periode waktu itu
berlangsung sulit dtentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya
merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan
perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan,
adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya
berlangsung sementara.
d. Tingkah laku
yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis, seperti: Perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah / berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Ciri-Ciri Belajar
Menurut pengertian-pengertian
tersebut, belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga
meliputi seluruh kemampuan individu.
Pengertian tersebut memusatkan pada tiga hal.
Pertama, belajar
harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut
tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi
aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor)
Kedua, perubahan
itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada perubahan individu karena adanya interaksi antara
dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini bisa berupa interaksi fisik, disamping itu, perubahan perilaku karena
faktor kematangan tidak termasuk
belajar. Seorang anak tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi
perkembangan kemampuan berbicaranya tergantung pada rangsangan dari lingkungan
sekitar. Begitu pula dengan kemampuan berjalan.
Ketiga, perubahan
tersebut relaif menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan
lain sebagainya yang dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang
atlit dapat melakukan lompat galah melebihi rrekor orang lain karena minum obat
tidak dikategorikan sebgai hassil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat
menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
Jenis-Jenis Belajar
Berkenaan dengan
proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne mengemukakan delapan jenis
belajar, antara lain adalah :
1. Belajar
Isyarat (Signal Learning)
Belajar
isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon bersyarat. Seperti menutup
mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara. Lambaian tangan,
isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian tangan adalah
isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar semacam ini
dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu
bersifat umum, kabur dan emosional. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar
semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan
secara tidak sadar.
2.
Belajar Stimulus – respons ( Stimulus Respons Learning)
Berbeda
dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe
belajar S – R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu
hubungan S-R. Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun ikatan S-R.
Jadi belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi (S-R bond). Setiap
respons dapat diperkuat dengan reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe
belajar stimulus respons.
3. Belajar
Rangkaian ( Chaining)
Rangkaian atau rantai
dalam chaining adalah semacam rangkaian antar S-R yang bersifat segera. Hal ini
terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan,
minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak-ibu.
4. Asosiasi
Verbal (Verbal Assosiation)
Suatu kalimat “unsur itu
berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat menyatakan
bahwa unsur berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok,
kubus, atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika
unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.
5. Belajar
Diskriminasi ( Discrimination Learning)
Tipe belajar ini adalah
pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk
wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6. Belajar
Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol
berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta. Dengan
konsep dapat digolongkan binatang bertulan belakang menurut ciri-ciri khusus
(kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan. Dapat pula
digolongkan, manusia berdasarkan ras (warna kulit) atau kebangsaan, suku bangsa
atau hubungan keluarga. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat
melakukan diskriminasi.
7. Belajar
Aturan (Rule Learning)
Hukum, dalil atau rumus
adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran di
sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam segitiga sama
dengan 180 derajat. Belajar aturan ternyata mirip dengan verbal chaining
(rangkaian verbal), terutama jika aturan itu tidak diketahui artinya. Oleh
karena itu setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.
8. Belajar
Pemecahan masalah ( Problem Solving Learning)
Memecahkan masalah adalah
biasa dalam kehidupan. Ini merupakan pemikiran. Upaya pemecahan masalah
dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu.
Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama.
Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur
dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam
segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan
tiba-tiba (insight). Dengan ulangan-ulangan masalah tidak terpecahkan, dan apa
yang dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya ditemukan sendiri- lebih mantap
dan dapat ditransfer kepada situasi atau problem lain. Kesanggupan memecahkan
masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain.
Kedelapan jenis belajar
di atas itu ada hirarkinya. Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe
belajar di atasnya. Untuk memecahkan masalah misalnya, perlu dikuasai sejumlah
aturan yang relevan dan untuk menguasai aturan perlu dipakai semua konsep dalam
aturan itu. Agar dikuasi konsep perlu kemampuan membuat perbedaan, dan agar
dapat membuat perbedaan perlu dikuasai verbal chain, dan seterusnya.
Pengertian Pembelajaran
Istilah
pembelajaran merupakan istilah baruyang digunakan untuk menunjukkan kegiatan
guru dan mahasiswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar
mengajar”. Istilah pembelajaranmerupakan terjemahan dari dari kata
“instruction”. Meurut Gagne, Briggsdan Wager (1992), pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa. Instuction is a set
of event that affet learners is such a way that learning is facilitated.
(Gagne, Briggs dan Wager, 1992, hal 3).
Kini
lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada
segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau
kita menggunakan kata "pengajaran", kita membatasi diri hanya
pada konteks tatap muka guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah
pembelajaran, interaksi siwa tidak dibatasi oleh kehadiran guru dan fisik.
Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi,
atau media lainnya.
Tentu
saja, guru memanikan peran penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran.
Degan demikian, pengajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.
Dari pengertian diatas, kita mengetahui bahwa ciri utama pembelajran adalah
meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa.
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
b. Sudjana
Pembelajaran dapat diartikan sebagai
setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
c. Dimyati dan Mudjiono
Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
d. Trianto
Pembelajaran merupakan aspek
kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”.
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam
makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Dan dapat
ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Ciri-Ciri Pembelajaran
Dari
pengertian diatas, kita mengetahui bahwa, ciri utama pembelajaran adalah
meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa unsur
kesenjangan dari pihak diluar individu yang melakukan proses belajar merupakan
ciri utama dari konsep pembelajaran. Perlu diingat bahwa tidak semua proses
belajar terjadi dengan sengaja. Disamping itu, ciri lain pembelajaran adalah
adanya interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara siswa yang belajar dengan
lingkungan belajarnya, baik dengan guru, siswa lainnya, media dan atau sumber
belajarnya. Ciri lain adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan
satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan, dan
evaluasi pembelajaran. Tujuan pembelajaran mangacu pada kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu.
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen :
a. Siswa
Seorang
yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Guru
Seseorang
yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c. Tujuan
Pernyataan
tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
d. Isi Pelajaran
Segala
informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
e. Metode
Cara
yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
f. Media
Bahan
pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
g. Evaluas
Cara
tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran, struktur dan dan situasi pembelajaran yang
diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan
meode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta
filosofi kerja dan komitmen guru yang bersangkutan, persepsi, dan sikapnya
terhadap siswa. Jadi semuanya itu akan menentukan terhadap struktur
pembelajaran.
Pengembangan Metode dan
Teknik Pembelajaran Dalam perkembangan di dunia pendidikan Pengembangan Metode
dan Teknik Pembelajaran sangat pesat dan para pakar pendidikan pun lebih giat
memikirkan metode apa yang akan di gunakan dalam pembelajaran. Sesuai dengan
cara penggunaannya, metode pembelajaran dikalangan pendidikan diantaranya:
1.
Metode ceramah, inti kegiatannya adalah memberikan
orientasi atau penjelasan mengenai suatu definisi, pengertian, konsep, hukum,
dan sejenisnya. Metode ceramah akan efektif apabila digabungkan dengan metode
lainnya.
2.
Metode demonstrasi, yaitu pengajar melakukan peragaan
suatu proses, suatu kerja, keterampilan tertentu, atau suatu penampilan,
dihadapan pembelajar.Metode demonstrasi, terdiri atas metode demonstrasi pasif
(pembelajar hanya mengamati) dan metode demonstrasi aktif (sebagian pembelajar
mencoba mendemonstrasikan kembali). Penggunaan metode demonstrasi aktif dapat
mempertinggi retensi dan metode ini sangat sesuai untuk mengajarkan
ketrerampilan proses, penampilan, dan kerja.
3.
Metode diskusi, dapat diterapkan sebagai diskusi kelas
atau kelompok. Diskusi akan lebih baik apabila dilakukan dalam kelompok. Dalam
kegiatan diskusi menghasilkan interaksi antara siswa dengan siswa dan gguru
dengan siswa
4.
Metode tutorial, lebih cenderung sebagai kegiatan
melajar mandirii. Bahan ajar diberikan kepada pembelajar untuk dikembangkan.
Selama melaksanakan pengembangan bahan ajar, pembelajar diberi kesempatan untuk
konsultasi dengan pengajar.
5.
Metode simulasi, mewajibkan kepada pembelajar untuk
melakukan simulasi tentang suatu peran, kegiatan khusus atau ,menggunakan
simulator.
6.
Metode praktikum, menitikberatkan pada kegiatan untuk
melakukan pengamatan, percobaan, pengumpulan data, yang dilakukan di
laboratorium atau ditempat lain yang disamakan dengan laboratorium atau
workshop.
7.
Metode proyek, pada umumnya sama dengan metode
praktikum, akan tetapi pelaksanaannya memerlukan perencanaan (proposal) yang
mencakup rancangan, penjadwalan, kebutuhan bahan, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar